Masuknya
Agama Katolik & Protestan di Indonesia
Masuknya Agama Kristen Katolik
Agama Kristen Katolik disebarkan pertama kali
di Indonesia oleh imam-imam Katolik. Agama ini diperkenalkan kepada penduduk
asli dengan cara damai dengan penuh cinta kasih. Seorang imam yang terkenal
pada waktu itu adalah Fransiscus Xaverius, yang telah banyak memberikan
waktu dan tenaganya bagi pekerjaan misi di Indonesia.
Misi Katolik ini bekerja tidak hanya di
Maluku, tetapi juga di Flores, Timor Timur, Kepulauan Kei, Pulau Jawa, yaitu di
sekitar Muntilan, Malang, dan Jakarta, serta pulau-pulau lain di Indonesia.
Selain mengajarkan agam, misi Katolik juga
membangun sekolah-sekolah dan rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Karya misi Katolik ini tidak hanya terbatas pada orang yang beragama Katolik
saja, tetapi bagi semua orang, apapun agama atau kepercayaannya.
Pusat agama Katolik di seluruh dunia terletak
di Vatican, suatu wilayah di negara Roma, Italia.
Pimpinannya disebut Paus. Pimpinan
gereja Katolik di Indonesia disebut Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (MAWI).
MAWI sering melakukan pendekatan antara kelompok-kelompok agama Kristen Katolik
dengan kelompok agama lain yang ada di Indonesia.
Masuknya Agama Kristen Protestan
Bangsa Belanda memperkenalkan agama Kristen
Protestan untuk pertama kali di Indonesia. Mula-mula penyebaran itu di arahkan
kepada orang yang berada di sekitar tempat perdagangan (baca juga: http://bisnisfirstchoice.blogspot.co.id) rempah-rempah, umumnya
di Maluku dan kemudian meluas ke segala pelosok di tanah air.
Pendeta-pendeta Protestan yang datang yang
datang dari Negeri Belanda pada umumnya bekerja untuk bangsa Belanda, tetapi
kemudian mereka juga mengajarkannya kepada penduduk asli. Dalam penyiaran ini
pemerintah penjajahan sangat membatasi pekerjaan pengabaran agama kepada
penduduk asli, karena takut mengganggu perdagangan yang mereka laksanakan.
Namun, penyebaran agama tidak dapat dan tidak boleh disamakan dengan
kepentingan dagang. Oleh karena itu, meskipun terdapat hambatan dari pemerintah
penjajah, agama Kristen Protestan berkembang terus.
Selain dari bangsa Belanda pendeta dari
Jerman, Amerika dan Swiss juga bekerja di Indonesia. Pada umumnya mereka
bekerja di pelabuhan, seperti Kalimantan, tanah Batak dan Irian Jaya. Karena
para pendeta tidak datang hanya dari satu wilayah, umat Kristen Protestan itu
terdiri dari berbagai gereja.
Nama gereja-gereja itu disesuaikan dengan nama
wilayah tempat gereja-gereja itu semula didirikan. Misalnya Gereja Jawa, Gereja
Protestan Maluku, Gereja Kalimantan, Huria Kristen Batak Protestan, dan Gereja
Kristen Sulawesi Selatan.
Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya, kesadaran sebagai satu bangsa ini tampak juga didalam kehidupan
gereja. Sejak itu diadakan pendekatan-pendekatan untuk mempersatukan
gereja-gereja ini. Pada tahun 1950 didirikanlah Dewan Gereja-gereja Indonesia
(DGI). DGI inilah yang menjadi wakil umat Kristen Protestan di Indonesia.
Meskipun agama Kristen Katolik dan Kristen
Protestan diperkenalkan oleh bangsa Eropa, agama itu bukan milik bangsa Eropa.
Pemeluk agama-agama itu adalah juga bangsa Indonesia. Sebagai satu keluarga
besar bangsa Indonesia, pemeluk agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan
sama dengan pemeluk agama lainnya.
(Jangan Lupa Like yah).
No comments:
Post a Comment